Tanpa Sadar Salah Memberi
Cara Salah dalam Memberi
Image by Michael Schwarzenberger from Pixabay |
“Tindakan Nyata Kasih adalah Memberi”
Salah satu tindakan nyata untuk menunjukkan kasih adalah dengan cara memberi kepada pasangan kita.
Namun seringkali tanpa sadar kita bisa salah dalam hal
memberi. Apa yang kita beri menjadi
tidak dihargai karena pemberian itu sendiri tidak pas atau tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Meskipun motivasi kita murni hanya untuk menunjukkan kasih,
tidak berniat untuk mendapatkan balasan; namun motivasi yang murni saja tidak
menjamin bahwa pemberian kita pasti dihargai.
Sebagai contoh:
- Ada pasangan yang banyak diberi hadiah, namun tetap tidak merasa dicintai oleh pasangannya.
- Ada pasangan yang suka melayani (membantu) pasangannya, namun tidak merasa senang dengan hal tersebut.
- Ada pasangan yang menghabiskan waktu banyak bersama, namun tidak “merasa bersama” dengan pasangannya meskipun mereka sedang di ruangan yang sama.
Apa yang salah?
Yaitu karena memberi bukan hanya soal kualitas dan kuantitas dari pemberian kita, tetapi juga soal apa yang kita beri itu sendiri.
Mungkin kita tidak memberi sesuatu yang mereka harapkan
terima dari kita.
Karena banyak pasangan tanpa menyadari memberi dari sesuatu yang bagi mereka sendiri sangat berharga, namun ternyata dipihak pasangan yang diberi tidak merasa itu sama berharganya bagi mereka.
Sederhananya bayangkan perasaan dari orang-orang seperti
berikut:
- Diberi susu, padahal mereka tidak suka susu, bahkan membenci bau susu.
- Diberi burger, padahal mereka suka healty food dan menjauhi junk food.
- Diajak berenang di lautan, padahal mereka tidak bisa berenang.
Apakah menurut saudara mereka merasa bahagia ketika
diberi demikian?
Sementara di pihak orang yang memberi, mereka memberi susu / burger / ajakan berenang di lautan karena mereka bahagia menikmati dan menganggap berharga hal-hal yang mereka beri.
Mereka memberi hal-hal tersebut karena mengharapkan memberi
kebahagiaan yang sama kepada pasangan yang mereka beri.
Mereka tulus mengharapkan memberi kebahagiaan, memberi apa
yang bagi mereka adalah “emas”.
Namun seringkali kita tidak menyadari bahwa apa yang bagi kita “emas”, bagi orang lain mungkin seperti “batu” yang tidak berharga.
Apakah saudara sudah familiar dengan adanya 5 bahasa
kasih (Oleh:
Gary Chapman) ?
Dikatakan oleh Gary Chapman bahwa ada 5 bahasa kasih,
yaitu:
1.
Words
of Affirmation (Kata-kata
penguatan)
2.
Quality
Time (Waktu Berkualitas)
3.
Receiving
Gifts (Pemberian Hadiah)
4.
Act of
Service (Tindakan
melayani)
5.
Physical
Touch (Sentuhan
fisik)
Lebih detail bisa dibaca ringkasan lebih luasnya DISINI.
Setiap pasangan memiliki bahasa kasih yang bisa jadi
tidak sama dengan kita sendiri.
Kita perlu memberi sesuai bahasa kasih yang pasangan kita
butuhkan, BUKAN berdasarkan apa yang kita sukai.
Saya menulis judul artikel ini dengan asumsi bahwa hal
ini terjadi TANPA KITA SADARI kita memberi dengan cara yang salah.
Saya meyakini kita hanya belum tahu saja mengenai dan tidak
menyadarinya.
Namun, jika saat ini saudara sudah tahu, namun tetap
memberi berdasarkan apa yang saudara suka?
Itu artinya saudara tidak tulus mengasihi dan egois.
Bisa jadi saudara memberi apa yang saudara sukai karena
berharap mendapatkan balasan yang sama.
Dan ini tentu bukan cara mengasihi yang benar.
Baca JUGA: Love is Give
0 Comments:
Posting Komentar