Sebelum Menyesal Menikah
Pernikahan Hanya untuk Orang Dewasa
Image by MaĆgorzata Tomczak from Pixabay |
“Kedewasaan menentukan Kebahagiaan”
Secara mengejutkan, banyak orang yang sudah menikah kemudian menyatakan menyesal telah menikah.
Orang yang sebelum menikah diyakini akan membawa kebahagiaan
ke dalam pernikahan mereka, kemudian disesali sebagai keputusan memilih pasangan
yang salah.
Apakah ada prinsip yang dapat membantu sehingga kita jangan sampai menyesal setelah menikah?
Sesungguhnya ada! Yaitu kita perlu mengenali kedewasaan pasangan kita sebelum menikah.
Untuk itu kita perlu mengerti lebih dahulu mengenai tahapan kedewasaan
seorang manusia, yang terdiri dari fase dependent, independent, dan
interdependent.
#1 Dependent (Ketergantungan)
Semua mulai dari hidup di fase ini. Tergantung kepada orang lain.
Contoh:
bayi.
Kalau gak ada yang tolong, matilah kita. Waktu bayi kita sama sekali tidak bisa apa-apa sendirian. Makan sendiri? Mandi sendiri? Ganti baju sendiri?
Di fase ini, kita hanya bisa minta. Minta
tolong, minta makan, minta perhatian.
Beri aku, tolong aku, bantu
saya, doakan saya, kunjungi saya, perhatikan saya.
Tujuan dari orangtua adalah bukan agar anaknya tetap
disini. Tetapi mendidik anak
meninggalkan fase ini.
Semua mulai dari sini. Namun kita tidak boleh berhenti di fase
sini.
#2 Independent (Mandiri)
Segala sesuatu bisa dilakukan sendiri. Tidak perlu bantuan lagi.
Contoh: anak.
Bisa makan sendiri, mandi sendiri, ganti baju sendiri.
Biasanya hanya disupport finansial.
Sampai sudah bekerja, bisa cari uang sendiri, menikah, harusnya bener2
independent.
Fase ini bagus.
Belum tentu semua orang sampai
di fase
kehidupan ini.
Orangtua tidak boleh merasa kehilangan peranannya sebagai
orangtua, saat anaknya sudah bisa sendiri.
Melainkan harusnya merasa bangga.
Masalahnya: sendirian tidak bisa berbuah, tidak bisa punya
penerus. Setiap manusia perlu maju ke fase berikutnya.
#3 Interdependent (Bekerjasama)
Fase ini
disebut fase untuk
berbuah.
Sendirian kita bisa, tetapi kita bergabung untuk tujuan yang
lebih baik lagi.
Disini harus belajar untuk berbagi, untuk mengembangkan
kehidupan, maka tidak bisa hidup untuk diri sendiri.
Belajar untuk merendahkan diri, untuk tidak memaksakan
kepentingan sendiri.
Hidup untuk memperhatikan orang lain juga. Berbagi pengalaman kepada orang lain, tanpa
merasa takut dia bisa jadi lebih hebat.
Fase ini
bicara tentang “Less of me, but more of we”.
Seseorang harus belajar merasa aman dan mengesampingkan
keinginannya sendiri. Belajar untuk memberi, bukan hanya harta, tetapi
pertolongan, doa, mendahulukan orang lain.
PERNIKAHAN YANG BAHAGIA = SINERGI
Pernikahan menjadi kacau ketika dilakukan oleh salah satu pasangan atau bahkan kedua pasangan yang secara kedewasaan masih “Dependent”.
Saat kedua belah pihak hidup untuk menuntut, terus-terusan
maunya dipenuhi kebutuhannya, maka tidak heran kebahagiaan di dalam pernikahan tidak
dapat tercapai.
Bahkan ketika dilakukan oleh dua pasangan yang kedewasaannya sudah independent (Mandiri) pun, pernikahan sulit untuk mendapatkan kebahagiaan.
Karena kalau mentalnya masih mau hidup sendiri-sendiri, dengan
dunianya sendiri, dengan kesibukannya sendiri; lalu buat apa kemarin memutuskan
menikah?
Atau lebih parah lagi, ketika pernikahan dilakukan oleh
seorang yang dependent menikah dengan seorang yang indepent.
Yang satu bersikap terus menuntut, yang satunya bersikap
terus cuek.
Menikah harusnya adalah cerita tentang dua orang yang bisa mandiri, namun memilih untuk bergabung (= INTERDEPENDENT) demi membangun kehidupan yang
lebih.
Mau untuk
bersinergi. Yaitu: interaksi atau kerjasama dari dua orang individu
agar mendapat hasil yang lebih besar daripada hasil sendiri.
Sendirian memang
bisa. Tetapi
ketika bergabung,
hasilnya bisa
jauh lebih dahsyat.
Maka Sebelum Menikah PASTIKAN:
Diri sendiri sudah cukup dewasa dan pasanganmu juga
sudah dewasa.
Jangan menikah kalau salah satu kalian masih merupakan “anak
kecil” yang belum dewasa.
Upgrade lebih dulu kedewasaan kalian, baru putuskan untuk
menikah.
Itu jika kalian benar-benar berencana untuk menikah
dengan bahagia untuk selamanya.
Baca JUGA: Pacar yang Harus Segera Ditinggalkan
0 Comments:
Posting Komentar