Hidupku Jadi Sempurna Karenamu
Cinta atau Egois
Image by John Hain from Pixabay
“Bukan untuk Kepuasan Satu Orang”
Salah satu kalimat yang suka diucapkan pada pasangan adalah “you complete me”. Atau “hidupku jadi sempurna karenamu”.
Meskipun tampaknya kalimat ini tampak terdengar romantis, namun
jika nilai seperti ini yang kita cari saat menjalin hubungan dengan seseorang;
ada bahaya bahwa tanpa sadar kita sebenarnya sedang bertindak egois dan
bukannya bertindak kasih (sayang).
Karena pada dasarnya cinta dan egois tentu tidak bisa disatukan.
Cinta sejatinya berarti mengasihi seseorang UNTUK MEMBERI kasih
kepada seseorang, dengan tujuan untuk membahagiakan orang tersebut.
- BUKAN UNTUK MENDAPAT kasih dari seseorang.
Sementara egois itu berarti ingin mendapatkan sesuatu demi
untuk dirinya sendiri.
Saat kita berkata “you complete me” pada orang yang
kita sayang, bukankah itu berarti bahwa sebelumnya kita tidak “complete” atau
tidak utuh. Ada yang menggambarkannya
sebagai gelas yang setengah kosong.
Dan begitu menjalin relasi dengan pasangannya, hidupnya
menjadi seperti gelas yang sebelumnya setengah kosong berubah menjadi penuh.
Itu artinya pasangannya membuat dirinya utuh.
Yang berarti:
1.
Keuntungan di dapat hanya
untuk dirinya sendiri.
Lalu bagaimana dengan pasangannya
yang harus memberi separuh dirinya untuk membuat utuh kehidupan dirinya?
2.
Saat ini pasangannya yang
berubah menjadi setengah kosong.
Apakah saat pasangannya butuh untuk
diisi kembali menjadi penuh, dia rela mengembalikan atau memberi kembali
kepadanya?
3.
Jika ini terus terjadi bolak-balik
saling memenuhi, apa yang akan terjadi?
Apakah terus bergantian saling
memenuhi adalah memang wajar?
Bukankah jika solusinya harus terus
bergantian, akibatnya kepuasan di dalam relasi tidak akan pernah dirasakan
secara bersamaan oleh kedua pasangan?
Apakah cara ini sehat untuk menjalin relasi?
Sesungguhnya ada cara yang jauh lebih baik dan jauh lebih sehat untuk kedua pasangan menjalin hubungan,
yaitu dengan membangun diri sendiri
lebih menjadi pribadi yang utuh, sudah complete; sebelum menjalin hubungan
dengan orang lain.
Ini sesungguhnya berbicara tentang kedewasaan.
Anak kecil memang adalah wajar untuk menuntut dan minta untuk
diberi. Sedangkan orang dewasa sudah
belajar bahwa kebahagiaan di dapat bukan ketika diberi, melainkan ketika
memberi.
Anak kecil tahu tentang egois bahkan tanpa perlu
belajar. Sedangkan orang dewasa sudah
belajar mengenai kebahagiaan berbagi dan memberi.
Kedewasaan lah yang dapat kita menjadi pribadi yang sudah
utuh.
Lalu untuk apa kita menjalin hubungan kalau kita sudah
utuh?
- Untuk punya teman saling berbagi dan saling mensupport.
- Untuk melatih kapasitas kedewasaan kita bisa menjadi semakin naik kelas.
- Untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik.
Bukan untuk mengisi kekosongan hidup yang kita rasakan!
Bukan untuk mendapatkan kebahagiaan!
Bukan untuk merasakan kuasa dalam keterikatan!
Baca JUGA: Adult ONLY
0 Comments:
Posting Komentar